Merubah Desa “Idiot” Menjadi Desa Wisata, Kepala Desa dan Pengurus BUMDes Sidoharjo Studi Banding Ke Desa Pogog

Para peserta mendapatkan penjelasan berkaitan dengan teknik stek
Dalam rangka meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan wawasan dalam pengelolaan BUMDes, Kepala Desa dan pengurus BUMDes Desa Sidoharjo, Kec. Jambon, Ponorogo melakukan kunjungan kerja atau studi banding di dusun Pogog, Desa Tengger, Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri, Sabtu (08/12/2018).

“Kami melakukan studi banding ke dusun Pogog, Desa Tengger, Kecamatan Puhpelem, Kabupaten Wonogiri ini, karna Desa ini sudah terkenal dan telah menjadi destinati wisata durian ungkap Kepala Desa Sidoharjo, Parnu. Parnu menjelaskan, Dusun Pogog sendiri merupakan desa yang patut di jadikan rujukan di Indonesia. Sebab mampu mengembangkan potensi daerah melalui pengelolaan kebun dan desa wisata durian unggul.

Parnu juga menyampaikan tujuan dilakukannya study banding ini untuk mengetahui bagaimana cara menanam durian pemeliharaan dan pasca panen bahkan tidak hanya durian tapi buah lainnya. Melihat geografis hampir-hampir mirip, kalo desa Tengger bisa kenapa di desa kami tidak sehingga dirinya mengharapkan setelah melakukan kunjungan ini bisa membuat semangat para pengurus BUMDes untuk mengembangkan potensi yang ada di Sidoharjo ini, sehingga konotasi desa idiot bisa berubah menjadi desa wisata.

Desa Sidoharjo adalah salah satu desa yang terletak di kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo. Di desa tersebut terdapat sebuah dukuh yaitu Sidowayah, yang sebagian penghuninya berkebutuhan khusus, dalam hal ini keterbelakangan mental, idiot, atau tunagrahita. Sehingga masyarakat sekitar Ponorogo menyebutnya dengan dengan julukan desa idiot.

Sementara Mas Jiwo Pogog yang merupakan pionir, pencipta, arsitek dari kebun durian Pogog dan pemegang rekor untuk skala Wonogiren serta aktor dari semua kegegeran dunia per-durian-an di Wonogiri mengatakan Indonesia itu untuk hal durian sangat tertinggal dibanding dengan kebutuhan, artinya kalau durian unggul berapapun mau menanam selalu berkurang, contohnya di Pogog saja, selalu kekurangan buah durian, karena baru pentil saja sudah banyak yang memesan.

Selama ada usaha untuk menjadikan durian unggul menjadi komoditi masyarakat, entah itu konsepnya skala rumah tangga atau desa wisata mas Jiwo siap membantu, harapannya semoga mereka berhasil, karena saya yakin desa Sidoharjo dapat mewujudkan desa wisata berbasis durian unggul yang merupakan suatu predikat baru dikenal sebagai desa penghasil durian unggul sehingga akan mengimbangi atau mengurangi konotasi negatif desa idiot.

Rombongan kepada desa dan pengurus BUMDes mendapatkan penjelasan materi tentang budidaya buah durian, kunjungan lapangan ke kebun durian dan praktek melakukan stek yang dipandu langsung oleh Mas Jiwo dan Kang Rimo. 

Posting Komentar untuk "Merubah Desa “Idiot” Menjadi Desa Wisata, Kepala Desa dan Pengurus BUMDes Sidoharjo Studi Banding Ke Desa Pogog"